Cuaca Ekstrem masih Berpotensi Terjadi di 24 Daerah di Jawa Tengah

2 weeks ago 8
Cuaca Ekstrem masih Berpotensi Terjadi di 24 Daerah di Jawa Tengah Ilustrasi .(Antara)

CUACA ekstrem masih terjadi di Jawa Tengah. Angin kencang dan petir berpotensi terjadi di 24 daerah. Warga pun diminta waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali memberikan peringatan dini. Pagi umumnya cerah berawan, namun hujan ringan sudah mukai mengguyur di sejumlah daerah di pesisir selatan dan wilayah Pantura bagian timur. Memasuki siang, sore hingga malam hujan ringan-sedang berpeluang mengguyur secara merata dengan waktu bervariasi.

Cuaca ekstrem juga berpotensi di 24 daerah kawasan pegunungan, dataran tinggi, pesisir selatan dan Jawa Tengah bagian timur sepanjang siang malam di awal Ramadan ini.

"Potensi cuaca ekstrem masih terjadi awal Maret ini, diminta warga terutama di daerah rawan untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Triyotomo Sabtu (1/3).

Berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca pukul 05.30 WIB, menurut Triyotomo, 24 daerah di Jawa Tengah berpotensi dilanda cuaca ekstrem, yakni Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Rembang, Pati, Ungaran, Temanggung, Kajen, Pemalang, Slawi, Magelang, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.

Sedangkan hujan ringan-sedang, berpeluang mengguyur daerah lain seperti Kebumen, Boyolali, Klaten, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Brebes, Surakarta, Semarang, Pekalongan dan Tegal. "Angin bertiup dari barat ke utara berkecepatan 5-30 kilometer per jam, suhu udara berkisar 19-32 derajat celcius dan kelembaban udara 60-95%," katanya.

Banjir Rob
Sementara itu banjir air laut pasang (rob) kembali merendam sejumlah daerah di Pantura, Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Kendal, Semarang dan Demak sejak malam hingga dini hari, Sabtu (1/3). Banjir rob ini juga kembali mengakibatkan jalur Pantura Semarang-Demak terendam dengan ketinggian air 10-30 cm.

Meski tidak sampai menimbulkan kemacetan, namun arus lalu lintas sempat tersendat hingga beberapa jam karena kendaraan terpaksa berjalan pelan. "Banjir rob berlangsung pukul 22.00-02.00 WIB, namun tidak setinggi sebelumnya," ujar Nur Hasyim, 50, warga Sayung, Demak.

Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang, Retna Swasti Karini menuturkan air laut pasang di perairan utara Jawa Tengah sedikit mereda. Diperkirakan memasuki pekan kedua bulan ini berpotensi kembali meningkat hingga dapat berdampak terjadinya rob di daerah pesisir Pantura hingga mengganggu aktivitas warga. (AS/P-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |