
KABAR pemecatan vokalis Sukatani Band, Novi Citra Indriyati, dari tempatnya mengajar mendapat perhatian khusus dari Bupati Purbalingga Fahmi Muhammad Hanif. Bahkan, Bupati menawarkan agar Novi dapat mengajar kembali.
"Saya, Fahmi Muhammad Hanif, dengan tangan terbuka siap menerima Mbak Novi jika berkenan untuk mengabdi di sekolah di Kabupaten Purbalingga," kata Fahmi dalam video yang diunggah di akun Instagram, Sabtu (22/2).
Sebagai bupati, dengan tangan terbuka dia siap menerima Novi. "Jika Mbak Novi berkenan untuk mengabdi di sekolah di Kabupaten Purbalingga, insya Allah saya selaku pemerintah Kabupaten Purbalingga siap memfasilitasi dan siap men-support," kata dia yang tengah mengikuti retret kepala daerah di Magelang.
Sementara saat ditemui wartawan pada peringatan Hari Jadi Banyumas, Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani juga mendukung Sukatani. "Kalau kami pribadi untuk senimannya, untuk di bidang seninya tentunya kami mendukung. Tapi kalau terkait kritik dan lain-lainnya, kami tidak bisa sedalam itu ya karena itu hak setiap orang untuk mengkritisi instansi ataupun lembaga pemerintahan yang ada," jelasnya.
Dia mengatakan perspektif setiap orang pasti dalam menanggapi kritik tersebut berbeda-beda karena tidak menutup kemungkinan ada yang mengatakannya kasar atau tidak kasar dan sebagainya.
"Tetapi, menurut kami, ya, selama kritik itu membangun, ya sah-sah saja, sehingga jangan sampai membungkam masyarakat yang kritis terhadap kelembagaan maupun instansi yang ada di negara ini," ujarnya.
Di Alun-Alun Purbalingga pada Sabtu, ratusan mahasiswa, seniman, dan anggota komunitas masyarakat berkumpul dalam sebuah panggung solidaritas untuk menyuarakan dukungan terhadap band asal Purbalingga, Sukatani. Acara ini mengusung tagar #KamiBersamaSukatani sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan intimidasi yang dialami para musisi.
Bilqis, selaku juru bicara aksi, menekankan pentingnya kebebasan berekspresi sebagai pilar demokrasi. Ia mengkritik tekanan yang memaksa musisi meminta maaf atas karya mereka yang berisi kritik sosial.
"Lagu-lagu Sukatani merupakan bentuk kritik sosial yang sah dan bagian dari kebebasan berekspresi. Tidak seharusnya mereka ditekan untuk menyampaikan permintaan maaf," ujar Bilqis.
Ia juga menyerukan penghentian segala bentuk upaya membungkam ekspresi seni, termasuk melalui lagu-lagu yang menyuarakan kritik terhadap kondisi sosial. Menurutnya, kritik adalah elemen penting dalam menjaga dinamika demokrasi di Indonesia.
"Sebagai negara demokrasi, Indonesia seharusnya melindungi kebebasan berekspresi, bukan menekannya atau berupaya menghentikannya," tegas Bilqis. (LD/E-4)