
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat kerugian material akibat bencana alam dalam sepekan terakhir (24-30 Maret) ditaksir mencapai Rp1 miliar lebih. Selain korban material, dalam kejadian akibat cuaca ekstrem tersebut juga didata ada 2 korban jiwa dan 3 korban luka-luka.
Sekretaris BPBD Provinsi Bali, Gede Teja menyebutkan, cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang mengakibatkan 10 pohon tumbang di 21 titik lokasi di 5 kabupaten. Juga tercatat atap rumah roboh di 4 titik lokasi dan satu orang tersambar petir di Kabupaten Jembrana. Ada jalan jebol di satu titik di Kabupaten Buleleng, serta satu bangunan roboh di Kabupaten Badung.
“Dari kejadian tersebut mengakibatkan dua korban jiwa dan tiga korban luka-luka, dengan estimasi kerusakan mencapai Rp786 juta. Hujan dan angin kencang ini masih menjadi penyebab sebagian besar kejadian estimasi nilai kerusakan sebesar Rp1.016.000.000,” ujar Gede Teja atas nama Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali dalam rilisnya, Senin (31/3).
Selanjutnya terdata juga kejadian tanah Longsor di 5 titik lokasi, yaitu 4 di Kabupaten Buleleng dan 1 titik di Kabupaten Karangasem. Nihil korban jiwa/luka, dengan estimasi kerusakan ditaksir Rp30 juta.
Selain itu ada juga banjir yang terjadi 3 titik yaitu masing-masing di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan 1 titik lainnya di Kabupaten Buleleng. Juga ada kejadian kebakaran gedung dan pemukiman di 3 titik di Kota Denpasar, dengan nihil korban jiwa/luka, yang estimasi kerusakannya ditaksir Rp200 juta.
Mengutip Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian III Maret 2025 dari BBMKG Wilayah III Badung, kata Gede Puja, sebagian wilayah Bali masih dalam periode musim hujan. BPBD Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana demi mewujudkan Bali yang tangguh bencana. (H-3)