
PUNCAK arus mudik lebaran di Jawa Tengah diperkiraka terjadi Jumat (28/3), mulai Kamis (27/3) one way diterapkan di ruas Tol Trans Jawa dari KM 70 Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang dan ambulans udara disiagakan di KM 29 Tol Kalikangkung, Semarang.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (26/3) jumlah kendaraan arus mudik masuk ke Jawa Tengah semakin meningkat, sejak dini hari ribuan kendaraan dari arah Jawa Barat meluncur di ruas Tol Penjagaan-Batang dan Jalur Pantura Losari (Brebes)-Mangkang (Semarang), bahkan jelang siang kepadatan lalulintas terlihat di sejumlah titik.
Meskipun belum mencapai puncak mudik, peningkatan kendaraan terpantau memasuki tol Kalikangkung Semarang sejak Selasa (25/3) malam hingga tujuh gerbang tol dibuka untuk melayani kendaraan dari arah barat. "Ada peningkatan 30 persen dibandingkan hari biasanya, terapi masih dibawah 2.000 unit per jam," kata Direktur Utama PT Jasamarga Semarang-Batang Nasrullah.
Puncak arus mudik lebaran, ungkap Nasrullah, diperkirakan terjadi Jumat (28/3) besok, sehingga berbagai persiapan mulai dilakukan termasuk pemberlakuan one way yang akan dimulai Kamis (27/3) untuk mengantisipasi lonjakan arus kendaraan mudik di ruas jalan Tol dari KM 70 Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang.
Berdasarkan data, menurut Nasrullah, volume kendaraan melintas di GT Kalikangkung menuju Semarang pada H-10 s.d H-7 tercatat sebanyak 77.863 kendaraan atau naik 34,53 dibandingkan kondisi normal, bahkan semakin mendekati lebaran Idul Fitri jumlah kendaraan semakin meningkat hingga mencapai puncaknya pada Jumat (28/3) besok.
Direktur Lalulintas Polda Jawa Tengah Kombes Sonny Irawan mengungkapkan persiapan menghadapi puncak arus mudik terus dilakukan dengan mengatur jalur di ruas tol Trans Jawa, bahkan menghadapi lonjakan kendaraan mudik dipersiapkan one way lokal di ruas tol A,B,C dalam Kota Semarang mulai GT Kalikangkung.
"Jika lonjakan kendaraan sudah mencapai diatas 3.000 per jam, maka masuk katagori padat, maa tidak menutup kemungkinan diterapkan skema one way di tol dalam Kota Semarang," ujar Sonny Irawan.
Sementara itu mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama masa mudik Lebaran 2025, Direktorat Polisi Udara Baharkam Polri mulai menyiagakan ambulans udara yang disiagakan di di KM 29 Tol Kalikangkung Semarang yang siap mengevakuasi dari titik sasaran ke 8 rumah sakit di Jawa Tengah, 9 rumah sakit di Jabodetabek yang memiliki helipad dan 9 RSUD terdekat di jalur Pantura.
Kepala Sub Satgas Poludara Kombes Agus Herli Sudiawan mengatakan penyiapan dua helikopter ambulans udara membawa 9 personel dari Dokkes dan tim Poludara di dalamnya terdiri dari dua tenaga medis, dua tim SAR dan lima kru helikopter tersebut sebagai pendukung kelancaran kegiatan operasi ketupat 2025 dan mudik aman keluarga nyaman.
"Ambulans udara tersebut juga dilengkapi 1 ventilator, 3 tabung oksigen, monitor dan devibrilator, syring pump, infus pump, suction pump, stretcher portable dan oksigen portable," kata Agus Herli Sudiawan.
Sementara itu kepadatan juga tampak di ruas jalan nasional Jalur Pantura Pekalongan-Sematang, ribuan kendaraan pemudik Rida empat (mobil) dan Rida dua (motor) sejak dinihari melintas di sejumlah kota dan kabupaten dengan kecepatan sedang, ratusan kendaraan terlihat berhenti di rest area maupun SPBU yang tersebar di jalur tersebut untuk mengisi bahan bakar atau sekedar istirahat.
"Saya berangkat setelah sahur dan jelang siang sudah memasuki Kota Pekalongan, diperkirakan hejang sore sudah sampai ke rumah orang tua di Kudus," ujar Arman,58, seorang pemudik bersama keluarga dari Bogor, Jawa Barat saat ditemui di SPBU Tirto, Pekalongan.
Perjalanan cukup lancar, ungkap Andi,26, pemudik bermotor ditemui di sedang beristirahat di Tulis, Batang, meskipun cukup padat namun tidak ada insiden di depan dan tidak ada kemacetan. "Di dalam kota seperti Brebes, Tegal, Pemalang dan Pekalongan, polisi memasang pembatas dan menutup sejumlah perputaran sehingga cukup aman," imbuhnya.
Menurut Andi, pemudik dengan kendaraan roda dua tetap harus waspada, meskipun lubang-lubang di Jalur Pantura sudah tidak terlihat lagi, namun perbaikan tambak sulam tetap berbahaya karena ketinggian tambalan dapat memudahkan tergelincir apalagi jalan basah akibat diguyur hujan sering tampak bias terutama pada malam.(H-2)