91,2% Masyarakat Puas dengan Rekayasa Lalu Lintas Mudik 2025

1 day ago 9
91,2% Masyarakat Puas dengan Rekayasa Lalu Lintas Mudik 2025 Foto udara kendaraan melintas saat penerapan rekayasa lalu lintas lawan arah (contraflow) dua jalur di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Karawang, Jawa Barat,(ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Survei Mudik Idulfitri 2025 oleh Lembaga Survei KedaiKOPI mencatat tingkat kepuasan tinggi masyarakat terhadap kelancaran dan keamanan mudik tahun ini.

Sebanyak 91,2% responden menyatakan puas dengan rekayasa lalu lintas, seperti sistem one way dan contra flow. Kinerja polisi lalu lintas (polantas) juga menuai apresiasi, dengan 87,9% responden puas terhadap keamanan arus mudik dan 86,3% puas dengan kelancaran arus mudik 2025, naik 3,8% dibandingkan 2024.

Survei ini melibatkan 1.062 responden melalui metode Computerized Assisted Self Interview (CASI) pada 2–8 April 2025.

Direktur Riset dan Komunikasi KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo, membeberkan bahwa masyarakat sangat puas dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan polantas.

“Kepuasan terhadap rekayasa lalu lintas mencapai 91,2%, melonjak dari 60,1% pada 2024. Kami berharap ini dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan pada mudik tahun depan,” ujar Ibnu.

Ia menambahkan, tren penggunaan transportasi umum meningkat signifikan. Pada 2025, 53,4% pemudik memilih angkutan umum, naik dari 49,2% pada 2024. Bus menjadi moda favorit (69%), diikuti kereta api (13,4%).

“Di Jabodetabek, 67% responden memilih transportasi umum karena kemudahan akses dan ketersediaan armada. Namun, penggunaan sepeda motor pribadi juga naik, dengan 53,1% pengguna transportasi pribadi memilih motor,” terang Ibnu.

Infrastruktur tol berperan besar, dengan 54,4% responden melintasi Tol Trans Jawa dan 96,1% puas dengan kondisinya. Pengamat Otomotif Aries Aditya Putra mencatat perilaku pengendara lebih baik, dengan angka kecelakaan menurun dibandingkan 2024.

“Kecelakaan masif tidak terlihat, meski arus balik di Cikampek terkendala karena pengendara lelah. Perjalanan Semarang–Jakarta pada 5 April hanya memakan 7 jam hingga Serpong, termasuk istirahat di rest area 260,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat Ekonomi dari INDEF, Esther Sri Astuti, mencatat penurunan jumlah pemudik sebesar 24%, menjadi sekitar 193 juta, menurut survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan per 31 Maret 2025.

“Banyak yang memilih perjalanan jarak pendek, seperti Semarang–Solo, akibat kontraksi ekonomi,” ungkapnya.

Ia menyebut efisiensi anggaran pemerintah, maraknya PHK, dan penurunan perputaran uang dari Rp197 triliun (2024) menjadi Rp180 triliun (2025) sebagai penyebab.

“Daya beli melemah, masyarakat menyimpan THR untuk kebutuhan pasca-Lebaran,” tambahnya.

Esther menyarankan stimulus fiskal untuk UMKM dan investasi padat karya guna membuka lapangan kerja.

Mudik gratis dari Kementerian Perhubungan dan BUMN diikuti 22,5% responden, mayoritas dari Jabodetabek (55,6%), menuju Jawa Tengah (47,3%), Jawa Barat (18,4%), dan Jawa Timur (15,9%). Informasi mudik diakses 93,3% responden melalui media sosial (92,5%), meski kuota tiket kereta api dan pesawat masih kurang memuaskan.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyarankan platform terpusat untuk data mudik gratis guna akurasi kuota dan mencegah pendaftaran ganda.

“Layanan bus hingga kabupaten dapat mengurangi penggunaan sepeda motor. Perencanaan awal akan tingkatkan mudik gratis 2026,” katanya.

Survei KedaiKOPI juga mencatat dampak ekonomi mudik tetap signifikan, dengan 76,9% responden menyebut mudik meningkatkan konsumsi dan redistribusi ekonomi kota–daerah (15,9%).

Belanja untuk tunjangan hari raya (22,5%) dan transportasi (21,8%) mendominasi, sementara 92,5% pemudik memilih makanan khas daerah sebagai oleh-oleh, mendukung UMKM. (Ykb/P-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |