BPJPH Bantah Anggapan Jagung Produk Rekayasa Genetik Tidak Halal

1 day ago 8
BPJPH Bantah Anggapan Jagung Produk Rekayasa Genetik Tidak Halal Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hassan Baras, saat panen jagung PRG di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Selasa (10/6).(Dok. Istimewa)

BADAN Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), menyatakan jagung hasil Produk Rekayasa Genetik (PRG) halal. Jagung PRG sama dengan jagung lainnya, sehingga tidak diperlukan sertifikat halal.

Hal itu disampaikan Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hassan Baras, saat panen jagung PRG di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Selasa (10/6). 

“Kenapa ada yang menyatakan jagung tidak halal atau jagung hasil rekayasa genetik tidak halal, netizen ini mengatakan sesukanya, bagaimana asalnya wong berasal dari tanah, dan bibit ya sudah pasti halal. Saya menyatakan jagung halal dan tidak memerlukan sertifikat halal jangan ragu-ragu lagi,” ucapnya. 

Haikal juga menambahkan secara substansi jagung termasuk dalam positive list atau daftar bahan yang dikecualikan dari kewajiban sertifikasi halal. Sehingga diharapkan tidak ada lagi yang meragukan kehalalan jagung PRG. 

Ia pun menekankan bahwa inovasi jagung PRG telah membawa kebermanfaatan secara produktivitas maupun efisiensi biaya bagi petani. “In value 5,5 juta pertambahan dalam 1 ha. Jawa Timur ada 12 juta ha lahan, hasil pertambanya bisa mencapai 6 trilyun. Ini mensupport petani. Jangan ada lagi netizen yang menyatakan hal-hal aneh, bibitnya halal, tanahnya halal,” imbuhnya. 

Wakil Bupati Lamongan Dirham Akbar Aksara mengungkapkan, Pemkab Lamongan terus mendukung peningkatan produksi komoditas tersebut. Rata-rata produksi jagung 5 (lima) tahun terakhir mencapai 580 ribu ton. 

Dengan demikian, Kabupaten Lamongan berada di posisi nomor 5 sebagai produsen jagung terbesar di Jatim. “Dua sektor terbesar di Lamongan agribisnis yaitu padi dan jagung bisa terus mensupport ketahanan pangan yang dicanangkan Pak Presiden. Sudah dari tahun-tahun sebelumnya Lamongan menjadi lumbung pangan nasional. Kami terus berupaya kolaborasi pentahelix, antara pemerintah, akdemisi, dunia usaha, komunitas, dan media,” katanya.

Jagung PRG yang ditanam di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, disebutkan telah dikembangkan oleh masyarakat setempat sejak dua tahun terakhir di lahan 10 ha. “Kita menghemat 75% biaya, pestisida kita tidak repot lagi akarnya lebih kuat, ini hal positif dari jagung PRG,” tambah Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Lamongan, Muh Yudi Setianur. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |