
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir untuk waspada dan siaga menghadapi potensi banjir rob. BMKG memaparkan, fenomena bulan purnama pada 13 April 2025 dan Super New Moon (fase bulan perigee dan bulan baru) pada 27 April 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Fenomena tersebut, kata BMKG, berpotensi menyebabkan banjir pesisir (rob) yang secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat. Direktur Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menjelaskan, berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Wilayah-wilayah itu antara lain pesisir Sumatra Utara, pesisir Sumatra Barat, pesisir Kep Bangka Belitung, pesisir Lampung, pesisir Banten, pesisir Jakarta, pesisir Jawa Barat, pesisir Jawa Tengah, pesisir Jawa Timur, pesisir Kalimantan Timur. Kemudian pesisir Kalimantan Selatan, pesisir Kalimantan Tengah, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Nusa Tenggara Barat, pesisir Nusa Tenggara Timur, pesisir Sulawesi Utara, dan pesisir Maluku.
“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada serta siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum dan selalu update informasi prediksi yang secara berkala di keluarkan oleh BMKG,” kata Eko dalam keterangan yang dikutip, Kamis (1/5).
Hasil monitoring di lapangan mendapati dampak banjir rob di wilayah pesisir Surabaya. Tepatnya di Kecamatan Manyar dan Kecamatan Krembangan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dari hasil pemantauan, air menggenang di permukiman rumah warga dan jalan umum.
BMKG Maritim Tanjung Perak telah menyampaikan peringatan waspada pasang air laut maksimum di wilayah pesisir Surabaya yang berlaku 30 April hingga 5 Mei 2025. Ketinggian genangan air akibat pasang air laut sendiri diperkirakan mencapai 20-30 cm sehingga perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Tidak hanya di Jawa Timur, banjir rob juga sempat menggenang di dekat Jakarta Internasional Stadium (JIS) pada 28 April 2025 sekitar jam 22:30 malam. Laporan banjir rob juga terjadi di Kecamatan Samarinda Kota, Kalimantan Timur pada 29 April 2025, di wilayah Tamako dan Tahuna di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara serta di Boroko, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Berdasarkan beberapa kejadian tersebut, Eko meminta masyarakat yang berada di sekitar pesisir untuk waspada dan melakukan aksi mitigasi. Eko juga mengimbau masyarakat untuk menghindari wilayah genangan banjir rob karena airnya bersifat korosif dan dapat berdampak pada kesehatan masyarakat. (H-4)